Kantor Media atau Studio Drama? Eko dan Ilmiah Mesra Tanpa Kamera!

Ilmiah & Eko.

PASURUAN, Di tengah wajah Sukorejo yang tenang, terkuak cerita busuk yang membuat warga mengelus dada dan mengepalkan tangan. Sebuah hubungan terlarang antara dua oknum yang sama-sama berstatus telah berkeluarga mencuat ke permukaan, membuat masyarakat muak dan geram.

Eko Prayitno, pria asal Desa Randupitu, Kecamatan Gempol, yang kini jadi buah bibir warga. Ia diduga menjalin hubungan gelap dengan seorang wanita bersuami bernama Ilmiah, warga Kecamatan Grati. Mirisnya, keduanya diduga kerap menggunakan kantor perwakilan media (kaperwil) sebagai kedok untuk menjalin asmara secara diam-diam serta alih-alih menjalankan fungsi jurnalistik.

Bacaan Lainnya
banner 300x250

“Sudah bukan rahasia lagi. Hampir tiap hari mereka datang ke kantor itu. Datang sendiri-sendiri, tapi pasti akhirnya ngumpul di ruangan yang sama. Kalau suasana kantor sepi, kelakuannya makin kelewatan. Kayak bukan orang yang punya anak dan pasangan,” ujar warga yang mewanti-wanti namanya jangan disebutkan. Rabu (30/07)

Bangunan yang diklaim sebagai kantor media itu justru lebih sering terlihat seperti sarang asmara. Modifikasi ala kantor hanya jadi topeng agar publik tak curiga. Namun sayangnya, warga jeli dan mulai mencium gelagat tak beres.

“Saya kira awalnya mereka cuma rekan kerja. Tapi lama-lama, dari sikap dan cara mereka bersikap, makin jelas kalau itu bukan hubungan profesional. Jangan bodohi warga, kami juga bisa menilai!” kecam warga di sekitaran kantornya.

Sosok Ilmiah, yang disebut sudah bersuami dan memiliki dua anak, justru terlihat sering boncengan dan makan bareng Eko. Hal ini makin menguatkan dugaan bahwa hubungan mereka jauh dari etika, apalagi moral.

“Yang bikin tambah curiga, si Eko ngakunya wartawan tapi nggak pernah ada hasil liputannya. Jangan-jangan status wartawan itu cuma tameng biar bebas kumpul semaunya!” tambahnya.

Kegeraman warga kini sudah mencapai puncaknya. Mereka menyatakan tidak akan tinggal diam. Bila pasangan tersebut masih nekat bertemu di kantor hingga larut malam, warga siap menggerebek dan menyeret mereka ke balai desa untuk dipermalukan secara terbuka.

“Kami sudah cukup bersabar. Kalau mereka masih merasa hebat main belakang, siap-siap kami yang bertindak. Jangan kira bisa sembunyi terus di balik label ‘wartawan’, padahal kerjanya cuma bikin malu profesi,” pungkas warga dengan tegas. (Redaksi)

banner 300x250

Pos terkait

banner 300x250

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *