Perjudian Merajalela di Bulan Ramadhan, Warga Singosari Murka: Aparat Tutup Mata?

Perjudian di Tayomarto aman (uang bulanan lancar). (Bicaraindonesia)

MALANG, Bulan suci Ramadhan, yang seharusnya menjadi momen untuk meningkatkan ibadah dan introspeksi diri, justru tercoreng oleh maraknya praktik perjudian di Dusun Sumberawan, Desa Tayomarto, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang. Aktivitas sabung ayam, dadu, dan cap jiki yang sudah berlangsung lama kini semakin terbuka, seolah-olah tak tersentuh hukum.

Berdasarkan informasi yang dihimpun, praktik perjudian di wilayah tersebut sudah berjalan berbulan-bulan tanpa adanya tindakan tegas dari pihak berwenang.

Bacaan Lainnya
banner 300x250

“Sudah lama lokasi ini dibuka, tetapi seolah tidak ada langkah nyata dari aparat. Kami khawatir ada faktor tertentu yang membuat pihak terkait enggan bertindak,” ujar.

Menurutnya, lokasi perjudian tersebut kerap dipenuhi kendaraan para penjudi. Bahkan, beredar kabar bahwa ada pihak-pihak tertentu yang mendapat keuntungan dari aktivitas ilegal ini.

“Kami hanya ingin keadilan ditegakkan. Jika hukum melarang perjudian, maka aturan itu harus berlaku untuk semua tanpa pengecualian,” tambahnya.

Sejumlah tokoh agama di Singosari turut menyuarakan keprihatinan mereka. “Kami meminta pihak kepolisian, baik di tingkat Polsek maupun Polres, untuk segera menertibkan aktivitas ini. Jangan sampai masyarakat merasa diabaikan tanpa perlindungan,” ungkap tokoh agama setempat.

Dukungan untuk memberantas perjudian ini juga datang dari pemuda serta RT/RW setempat. Mereka menilai, dugaan pembiaran terhadap praktik perjudian bisa berdampak buruk pada moral masyarakat, terutama generasi muda.

“Kami ingin lingkungan yang sehat dan aman, apalagi di bulan suci ini. Kami percaya bahwa kepolisian memiliki wewenang dan kemampuan untuk menertibkan hal ini. Tinggal apakah ada kemauan untuk bertindak,” ujar perwakilan pemuda Singosari.

Selain aspek moral, warga juga menyoroti dampak sosial yang lebih luas. “Kami tidak ingin anak-anak tumbuh di lingkungan yang menganggap perjudian sebagai hal biasa. Jika terus dibiarkan, dampaknya bisa lebih besar dari sekadar permainan,” pintanya.

Muncul dugaan, bahwa lokasi perjudian ini dikelola oleh oknum berseragam, yang memicu kecurigaan di kalangan warga. Hal ini menimbulkan pertanyaan.? Apakah ada faktor tertentu yang membuat aparat ragu bertindak? Atau justru ada kepentingan lain yang membuat situasi ini dibiarkan?

Hingga kini, belum ada tindakan nyata dari pihak kepolisian. Warga berharap aparat segera turun tangan sebelum masyarakat kehilangan kesabaran dan memilih menyelesaikan masalah ini dengan cara mereka sendiri.

Sampai berita ini ditayangkan, media ini masih berupaya mengonfirmasi pihak-pihak terkait. (Zakaria)

banner 300x250

Pos terkait

banner 300x250

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *